Oleh Ziyak Ukrizzi
Sebagai salah satu komponen dalam ekosistem, keberadaan burung dapat menjadi indikator apakah lingkungan tersebut mendukung kehidupan suatu organisme atau tidak, sebab mempunyai hubungan timbal balik dan saling tergantung dengan lingkungannya.
Pengamatan burung yang dilakukan di muara Sungai Jenggalu, yang masuk dalam Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang-Pulau Baai dalam rangka penyusunan tugas akhir perkuliahan menemukan belasan jenis burung di wilayah itu.
Kawasan TWA Pantai Panjang dan Pulau Baii di Kota Bengkulu memiliki ekosistem mangrove seluas 407,74 hektare.
Hasil pengamatan selama dua pekan di TWA Pantai Panjang-Pulau Baai, ditemukan 13 jenis burung air dan burung migrasi di kawasan ini.
Jenis burung yang teramati yakni Bangau sandang lawe (Ciconia episcopus), Cekaka sungai (Todiramphus chloris), Cerek pasir mongolia (Charadrius mongolus), Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps), Dara laut biasa (Sterna hirundo), Elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), Gajahan besar (Numenius arquata).
Berikutnya Kapasan kemiri (Lalage nigra), Kokokan laut (Butorides striatus), Kuntul karang (Egretta sacra),Kuntul kecil (Egretta garsetta), Trinil bedaran (Xenus cinereus), Trinil pantai (Actitis hypoleucos).
Beberapa fauna lain juga dijumpai di kawasan mangrove saat menyusuri Sungai Jenggalu seperti mamalia, reptil dan amphibi.
Keberadaan berbagai jenis fauna ini akan sangat bergantung pada kelestarian ekosistem pesisir.