Bulan Februari adalah puncak musim hujan 2015/2016. Biasanya bulan Januari merupakan puncak musim penghujan sehingga bencana banjir, longsor dan puting beliung juga paling banyak terjadi selama Januari. Namun adanya pengaruh El Nino telah menyebabkan anomali, dimana selama Januari tebal hujan lebih rendah dan sebaran hujan tidak merata. Diprediksikan intensitas hujan pada bulan Februari tinggi hingga sangat tinggi, khususnya berpeluang terjadi di sebagian Sumbar, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, seluruh Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sulbar, Sulteng, Sultra, Papua dan Papua Barat.  Daerah-daerah ini ancaman banjir, longsor dan puting beliung berpotensi tinggi. Bukan berarti daerah-daerah lain sudah aman. Ancaman juga tetap tinggi, meskipun hujan lokal akan lebih berperan yang menyebabkan bencana.

Sesuai dengan data sejarah kebencanaan di Indonesia, 96 persen bencana adalah bencana hidrometerorologi yaitu bencana yang disebabkan pengaruh cuaca seperti banjir, longsor, putting beliung, cuaca ektrem, kekeringan, dan kebakaran hutan dan lahan. Banjir, longsor dan putting beliung adalah jenis bencana yang paling dominan. Trend kejadian ketiga jenis bencana tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Dampak perubahan iklim global secara siginifikan telah merubah pola curah hujan, baik pada perubahan intensitas, durasi dan tebal hujan. Hal ini disebabkan volume awan-awan orografik telah bertambah besar volumenya sehingga uap air yang dikandung oleh awan-awan tersebut semakin besar juga. Meningkatnya suhu di atmosfer telah menyebabkan puncak-puncak awan orografik, khususnya awan Cumolonimbus telah makin tinggi sehingga energi yang ada dalam awan tersebut bertambah besar. Makin tinggi intensitas hujan, maka daya pukul terhadap permukaan tanah juga makin besar. Daya tampung dan daya dukung lingkungan tidak mampu mengalirkan aliran permukaan secara bersamaan sehingga banjir.

Hujan adalah pemicu terjadinya banjir dan longsor. Namun faktor yang paling berperan menyebabkan banjir dan longsor adalah faktor antropogenik atau pengaruh ulah manusia. Makin rusaknya lingkungan seperti meluasnya lahan kritis, daerah aliran sungai kritis, rendahnya persentase ruang terbuka hijau dan hutan, berkembangnya permukiman di dataran banjir, pelanggaran tata ruang, buruknya pengelolaan sampah, sedimentasi, budidaya pertanian di lereng-lereng perbukitan atau pegunungan tanpa kaidah konservasi, dan lainnya telah menyebabkan wilayah makin rentan terhadap banjir dan longsor. Politik lokal juga makin meningkatkan kerentanan, dimana makin merebak ijin usaha pertambangan di bagian hulu daerah aliran sungai, minimnya pendanaan untuk pengurangan risiko bencana, terbatasnya staf professional yang ditempatkan pada jabatan-jabatan strategis dan lainnya. Akumulasi dari berbagai masalah, dimana meningkatnya faktor-faktor penyebab dibandingkan dengan upaya pengelolaan lingkungan telah menyebabkan wilayah makin rentan. Saat musim hujan, seolah-olah menjadi menakutkan karena akan muncul bencana banjir, longsor, dan puting beliung yang selalu timbul korban jiwa. Begitu pula sebaliknya, saat masuk musim kemarau, muncul ketakutan akan terjadinya bencana asap akibat kebakaran hutan  dan lahan, pertanian puso, krisis air dan kekeringan lain. Jika hal ini dibiarkan maka bencana hidrometeorologi akan makin meningkat kejadian dan dampaknya.

Bencana Angin Putting Beliung Di Kabupaten Rejang Lebong

Rejang Lebong, Swaraunib – Angin puting beliung menerjang 3 desa di 2 Kecamatan Bermani Ulu Raya dan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang lebong, Kamis (21/01/2016). Puluhan rumah warga rusak termasuk beberapa fasilitas sarana umum, tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.

Tiga desa yang diterjang puting beliung adalah Air Bening, Babakan Baru dan Bangun Jaya. Jumlah rumah yang rusak berat 10 unit, 37 rusak ringan dan 3 sarana umum antara lain Sekolah Dasar dan Masjid.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rejang Lebong telah menyalurkan bantuan seperti selimut, makanan siap saji dan terpal kepada 44 kepala keluarga yang menjadi korban.

 

Bencana Yang Disebabkan Oleh Faktor ALam Di Provinsi Bengkulu :

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Propinsi Bengkulu merupakan wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi. Sekarang di Bengkulu, paling tidak ada dua ancaman besar dengan pendekatan fisiologis berupa abrasi, banjir dan kekeringan. Begitu juga dengan pendekatan geologis gerak segmen aktif  (segmen ketahun, Manna dan segment mentawai) yang mengakibatkan gempa dan memicu tsunami. Provinsi Bengkulu memiliki indeks risiko bencana di seluruh wilayahnya. Dari 10 kabupaten/kota di daerah ini, 9 diantaranya berada pada zona merah, dan satu di zona oranye. Sebanyak tujuh kabupaten berada di pesisir pantai dengan ancaman tsunami, terdapat 196 desa yang berada pada zona merah dengan ketinggian tidak lebih dari 5 meter dari laut. 9 Kabupaten Kota yang menjadi ancaman gempa bumi dan tsunami tersebut adalah  Kota Bengkulu, Mukomuko, Curup, Manna, Bintuhan, Tais, Muara Aman, Kepahiang, Seginim, Linau dan Malakoni di Pulau Enggano. Sementara daerah yang rawan letusan gunung api Gunung Kaba adalah seluruh wilayah di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang.

 

Gempa Yang Terjadi Diprovinsi Bengkulu 2015-2016

 

  1. Bengkulu Selatan Gempa 5,0 SR Selasa 20 januari 2015, pukul 21.34 WIB

Gempa berada pada daerah dengan koordinat Lintang 5.35 derajat Lintang Selatan (LS) dan Bujur 102.50 derajat Bujur Timur (BT), dengan kedalaman 20 km.
Lokasi gempa di selatan Sumatera; 129 km barat daya Bengkulu Selatan; 131 km barat daya Kaur; 146 km barat daya Seluma; 174 km tenggara Bengkulu; dan 489 km barat laut Jakarta.
BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan ancaman tsunami.

  1. Bengkulu Utara Gempa 6,1 SR Sabtu, 16 Mei 2015 Dini Hari

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa berkekuatan 6,1 pada skala Richter mengguncang Bengkulu Utara, Sabtu dini hari. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Getaran gempa dirasakan kuat oleh masyarakat pada pukul 03.26 WIB,” gempa terjadi di kedalaman 165 kilometer dan berpusat di Bengkulu Utara. Masyarakat di Bengkulu Utara merasakan gempa kuat selama 3-5 detik.

  1. Sabtu, 15 Agustus 2015 Pukul 15.19

Warga Kota Bengkulu dikejutkan gempa berkekuatan 5,2 pada skala Richter (SR) yang terjadi pada Sabtu pukul 15.19 WIB yang berpusat di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Lokasi gempat di 62 kilometer Barat Daya Bengkulu Utara dan tidak berpotensi tsunami.

  1. Jumat, 11 Desember 2015 pukul 10.20 WIB

Gempa bumi berkekuatan 5,3 Skala Richter mengguncang Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, Jumat (11/12) pukul 10.20 WIB. Gempa tektonik tersebut, kata Litman, berlokasi pada 71 kilometer barat daya Kabupaten Kaur dengan kedalaman sekira 10 kilometer. Koordinat gempa 5.03 lintang selatan, dan 102.94 bujur timur. Gempa terjadi karena pergeseran lempeng Indo-Australia dengan Eurasia.

  1. Selasa, 29 Maret 2016 pukul 13.24 WIB

Gempa bumi berkekuatan 5,5 pada skala Richter (SR) mengguncang Bengkulu bagian Timur, Selasa (29/3), pukul 13.24 WIB. Gempa berjarak 40 kilometer di Timur Laut Bengkulu Utara dan 72 kilometer dari Talang Bawang Barat, Provinsi Lampung, itu berpusat di darat. Gempa berjarak 40 kilometer di Timur Laut Bengkulu Utara dan 72 kilometer dari Talang Bawang Barat, Provinsi Lampung, itu berpusat di darat.

  1. Minggu 10 April 2016 Pukul 09.14 Wib

Guncangan gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter di wilayah barat daya Provinsi Bengkulu, terasa di Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan dan sekitarnya. Warga setempat pun sempat berhamburan keluar rumah. Informasi dihimpun dan BMKG Provinsi Bengkulu menyebutkan gempa terjadi pukul 09.14 WIB berpusat di di 61 kilometer barat daya Bengkulu, atau 75 km Barat Daya Seluma, Provinsi Bengkulu. Berada pada 4.32 Lintang Selatan dan 102.09 Bujur Timur, gempa itu tidak berpotensi tsunami.

 

 

Bencana Yang Disebabkan Oleh Faktor Ekologis Di Provinsi Bengkulu :

  1. Bencana Banjir Bandang Yang Selalu “Menghantui” Masyarakat di Beberapa Kelurahan di Kota Bengkulu

Kota Bengkulu tidak pernah lepas dari persoalan banjir. Hampir setiap kali hujan dalam intensitas sedang dan lebat, sejumlah kawasan terendam. Warga pun selalu was-was. Terutama yang selama ini menjadi langganan banjir.

Data yang dihimpun RB, ada sejumlah kelurahan yang menjadi langganan banjir. Diantaranya Kelurahan Tanjung Jaya, Tanjung Agung, Semarang, Surabaya, Sukamerindu, Tanah Patah, Kebun Tebeng, Penurunan, Lempuing, Gunung Bungkuk. Kemudian Kelurahan Lingkar Barat, Sawah Lebar, Rawa Makmur, Bumi Ayu, dan Kandang Mas serta sejumlah titik lainnya.

Dari beberapa kelurahan yang rawan ancaman banjir setiap musim penghujan, ada beberapa kelurahan yang selalu menjadi “langganan” banjir setiap tahunnya yaitu kelurahan Tanjung Jaya dan Tanjung Agung di kecamatan sungai serut kota Bengkulu. Kelurahan ini setiap tahunnya terkena banjir salaha satunya oleh tingginya intensitas hujan dan yang lebih menakutkan lagi ialah ketika meluapnya sungai bengkulu yang melintasi kelurahan tersebut.

Pada 16 November 2008 , beberapa kelurahan di kota Bengkulu dilanda banjir bandang yang mengakibatkan  setidaknya 498 KK telah terimbas banjir. Angka tersebut tercatat terdiri 5 kelurahan yaitu Tanjung agung, Tanjung jaya, Rawa Makmur, Bentiring Perumahan Korpri dan Sawah Lebar. Dampak yang di rasakan masyarakat ialah Sekitar 500 rumah dan ratusan hektar padi telah terendam, Macet di dalam kota sepanjang 2 km karena genangan, Satu sekolah telah terendam dan aktivitas sekolah terpaksa diliburkan, Berbagai macam penyakit dilaporkan mulai menyerang penduduk yang terkena banjir seperti batuk, flu, demam dan gatal-gatal dan ratusan penduduk yang terkena banjir dari desa Tanjung agung dan Surabaya telah mengungsi di tenda-tenda darurat. Banjir terjadi dikarenakan oleh tingginya intensitas hujan yang terjasi selama 2 hari 2 malam tiada henti dan meluapnya sungai Bengkulu.

Sungai Bengkulu adalah salah satu sungai yang ada di kota Bengkulu dan melintasi beberapa kelurahan, terutama kelurahan tanjung agung dan tanjung jaya kecamatan seungai serut kota Bengkulu. Hulu sungai Bengkulu berada di kecamatan Taba Penanjung di Desa Rindu Hati. Di hulu sungai Bengkulu yaitu Desa Rindu Hati terdapat beberapa perusahaan tambang yang beroperasi dan membuka kawasan hutan untuk keperluan pertambangan dan adanya pembukaan kawasan hutan untuk perkebunan skala besar yang dilakukan oleh oknum.

Banyak dugaan bahwa banjir tahunan yang terjadi di beberapa kelurahan di kota Bengkulu terutama kelurahan Tanjung Agung dan Kelurahan Tanjung Jaya di akibatkan oleh menurunnya fungsi kawasan hutan di hulu sungai, yaitu sungai Bengkulu.

  1. Bencana tanah longsor di dusun karang suluh desa lebong tandai-kecamatan napal putih

Bengkulu – Hari Kamis dini hari pukul 01.45 WIB tanggal 3 Desember 2015 terjadi bencana alam tanah longsor di Dusun Karang Suluh, Desa Lebong Tandai Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara. Berdasarkan informasi dari Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Badan Geologi longsor ini terjadi karena gerakan tanah yang diperkirakan berupa longsoran bahan rombakan yang terjadi pada lereng perbukitan terjal.
Dampak gerakan tanah ini mengakibatkan 18 orang tertimbun material longsoran, 1 rumah permanen dan beberapa rumah semi permanen rusak berat tertimbun material longsoran, dan jalan lori ekspress tertimbun materi longsoran.

 

Secara umum lokasi bencana diperkirakan merupakan lereng perbukitan dengan kemiringan terjal. Elevasi lokasi bencana sekitar 300-35- meter di atas permukaan laut. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Sungai Penuh dan Ketahun, Sumatra ( Kusmana, dkk, Puslitabang Geologi 1992) daerah bencana tersusun oleh formasi seblat yang terdiri dari : batu pasir, konglomerat, selang seling serpih gampingan dan batu gamping , batu lanau dan batu lempung gampingan dengan tanah pelapukan > 3 meter.

Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah diperkirakan :

  • Hujan deras yang turun dalam waktu lama sebelum dan pada waktu kejadian gerakan tanah.
    • Tanah fisik bebatuan dan tanah pelapukan yang tebal, bersifat gembur, sarang dan jenuh air saat turun hujan.

Rekomendasi dari Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah :

  • Daerah ini masih berpotensi terjadi longsor susulan, sehingga masyarakat di sekitar lokasi perlu waspada terutama pada waktu hujan lebat.
  • Apabila hujan berlangsung lama masyarakat disekitar lokal bencana disarankan segera mengungsi ke lokasi yang aman.
  • Mengendalikan air permukaan pada lereng bagian atas dan tengah untuk mengantsisipasi terjadinya longsoran susulan.
  • Menutup retakan dengan tanah liat yang dipadatkan, agar hujan tidak masuk ke dalam tanah.
    • Masyarakat setempat dhiimbau untuk menjauhi lokasi
  1. Banjir Bandang di Desa Bakal Makmur, Kecamatan Maje dan Desa Suku Tiga Kecamatan Nasal.

Bengkulu,- Senin 11 April 2016 pukul 19.30 WIB terjadi bencana banjir bandang yang disebabkan hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Kaur mulai pukul 16.00 WIB hingga malam. Hujan menggerus material permukaan dan mengendap di dasar sungai sehingga berakibat pada pendangkalan sungai. Air sungai meluap menggenangi permukiman warga di Desa Bakal Makmur Kec. Maje dan Desa Suku Tiga Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur dengan luas kurang lebih 10 Ha.

Foto dapur umum di Desa Makmur Kecamatan Maje

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bengkulu H.Husni Mahyudin, BE. S.Sos telah menerjunkan tim TRC BPBD Prov. Bengkulu bersama Kepala Bidang Logistik untuk mengidentifikasi kerugian sekaligus membawa bantuan logistik ke lokasi bencana pada tanggal 12 April 2016. Di lokasi bencana Tim telah melakukan assesment di kedua lokasi dengan perhitungan kerugian mencapai 310 jt. Pendirian dapur umum oleh BPBD Kabupaten telah dilaksanakan mengingat aktivitas warga yang diperkirakan masih terganggu akibat material banjir yang mengotori rumah warga.Pada saat bersamaan di Desa Suku Tiga Kecamatan Nasal BPBD Provinsi Bengkulu telah menyerahkan bantuan logistik yang dipimpin oleh Kabid Logistik Rapani HS, SE kepada Pemerintah Kabupaten Kaur yang diwakili oleh Asisten I Pemkab. Kaur Bahrun Budiman, SH,MM dan didampingi Kalak BPBD Kabupaten Kaur Dihan Bastari, M.Pd, TNI-Polri, dan Dinas Sosial. Bantuan Logistik berupa kebutuhan dasar pangan dikumpulkan di posko logistik yang berada di rumah Kepala Desa Suku Tiga Bpk.Johari dan disaksikan oleh Camat Desa Nasal Bpk Japilus.S.Sos.

Penyerahan bantuan logistik oleh Kabid Logistik kepada Asisten I Pemkab Kaur
Pemerintah daerah setempat menghimbau kepada warga untuk selalu waspada mengingat cuaca ekstrim yang masih berlangsung dan selalu menjaga kesehatan pasca bencana karena rentan terhadap penyakit seperti diare, penyakit kulit, demam, dll.

 

Sumber Berita:

http://bpbd.bengkuluprov.go.id/
http://www.republika.co.id/indeks/hot_topic/gempa%20bumi/15
http://kupasbengkulu.com/di-bengkulu-ada-196-titik-rawan-bencana-tsunami
http://kupasbengkulu.com/di-bengkulu-ada-196-titik-rawan-bencana-tsunami
http://www.antarabengkulu.com/berita/1027/sembilan-titik-rawan-gempa-di-bengkulu
https://adekabang.wordpress.com/2010/11/19/sembilan-bencana-alam-berpotensi-landa-bengkulu/
(http://bpbd.bengkuluprov.go.id/kilas-balik-bencana-tahun-2015-di-provinsi-bengkulu-bencana-tanah-longsor-di-desa-lebong-tandai-kecamatan-napal-putih-kabupaten-bengkulu-utara/)
https://rahabillah.wordpress.com/2008/11/22/banjir-kota-bengkulu-%E2%80%93-propinsi-bengkulu/