Kanopi – Parasnya cukup tinggi. Terlihat kurus tapi berisi. Rambut gondrongnya menjadi salah satu ciri yang membuatnya mudah dikenali. Masyarakat dan kalangan aktivis memanggilnya “O”.

Aktivis lingkungan penolak energi kotor batu bara dari pesisir Thailand tepatnya di Provinsi Krabi, Thailand Selatan ini berbagi pengalaman dalam perjuangannya bersama masyarakat menolak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di kotanya.

“Kami tidak mau diracuni asap batu batu bara dan kami ingin mempertahankan udara kami tetap bersih,” kata O dalam satu sesi berbagi pengalaman baru-baru ini.

Pembangunan PLTU di Krabi menurut O menjadi ancaman utama kelestarian lingkungan selain akan memproduksi asap beracun yang akan dihirup warga setiap hari.

Gerakan perlawanan pun digalang dengan menjaring dukungan dari sebanyak mungkin pihak dan beberapa momentum digunakan untuk menyuarakan penolakan.

“Kalau PLTU batu bara dibangun maka sektor pariwisata Krabi akan jatuh padahal persentase terbesar pendapatan daerah kami berasal dari pariwisata,” papar O.

Bila anda penggemar film bergenre action mungkin pernah menyaksikan film berjudul “The Beach” yang diperankan Leonardo Di Caprio. Salah satu setting atau lokasi pengambilan gambar film itu berada di Krabi atau tepatnya Pulau Phi-Phi, Thailand.

Selain menggalang dukungan dari masyarakat lokal, gerakan penolakan PLTU Krabi juga dipindahkan ke ibu kota Thailand di Bangkok.

Momentum pertemuan global membahas “Sustainable Development Goals” (SDGs) yang diadakan PBB pun digunakan untuk menyuarakan penolakan energi kotor batu bara dengan unjuk rasa damai di depan gedung markas United Nations (PBB) di Bangkok.

Beberapa aktivis lokal juga mengadakan protes mogok makan selama 2 minggu hingga tuntutan mereka didengar oleh pemerintah Thailand.

Desakan warga dan dukungan dari banyak pihak membuat pemerintah setempat memutuskan membatalkan pembangunan PLTU Krabi.

Perjuangan membatalkan PLTU batu bara selama lima tahun bukan tanpa ancaman. Berulangkali O ditangkap aparat keamanan di Thailand saat berjuang menyuarakan aspirasinya dan warga Krabi.

“Ancaman sudah pasti ada tapi itu tidak membuat kami surut untuk memperjuangkan hak atas udara bersih,” ucapnya.

Perjuangan O dilandaskan pada satu keyakinan yang ia suarakan ke masyarakat global yaitu “Sekedar hidup saja tidak cukup, kami butuh udara bersih dan kebebasan”.

Dengan potensi energi terbarukan yang luar biasa besar, kawasan Asia Tenggara menurut O dapat menjadi pemimpin dan memajukan wilayah dengan pengembangan energi bersih terbarukan secara masif, dan bukan dengan energi kotor batubara yang berbahaya.