Kanopi Bengkulu- Aksi tolak paru hitam yang digagas Kanopi Bengkulu memasuki tahap pembagian masker bagi ibu-ibu pekerja pemilah batu bara di area penumpukan batu bara atau “stockpile” di Pelabuhan Pulau Baai.
Ada 150 orang pekerja perempuan yang setiap hari berjibaku dengan batu bara. Mereka rentan terkena penyakit pneumoconiosis atau paru-paru hitam.
Batu bara menjadi biang kerok berbagai persoalan terutama lingkungan dan kesehatan. Saat ini batu bara pun dikembangkan untuk menghasilkan energi listrik lewat pembangkit listrik renaga uap (PLTU) batu bara, salah satunya PLTU batu bara Teluk Sepang.
Dua pembangkit masing-masing berkapasitas 100 Megawatt akan didirikan dengan membakar 2.900 ton batu bara per hari. Bisa dibayangkan polutan yang dilepas dari pembakaran batu bara tersebut.
Menurut jurnal Muhammad Ehsan Munawer Tahun 2007, emisi yang dihasilkan dari pembakaran batubara adalah sulfur, karbon dan nitrogen yang terlepas sebagai SOx, COx, NOx, abu dan logam berat yang tinggi. Senyawa SOx berasal dari emisi sulfur pada saat pembakaran yang teroksidasi membentuk sulfur dioksida (SO2) dan selanjutnya teroksidasi kembali membentuk SO3 mengakibatkan ganggunan paru-paru dan berbagai penyakit pernapasan. Senyawa NOx yang bersama SOx menyebabkan hujan asam yang terdiri dari H2CO3, H2SO4 dan HNO3 yang menyebabkan penyakit berbahaya termasuk kanker kulit dan berbagai penyakit kulit lainnya serta berakibat buruk juga terhadap industri peternakan dan pertanian.